PemesananDVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu. • Melayani dengan komitmen yang tidak akan tergoyahkan oleh apa pun. Roh-Nya yang di dalam kita akan menolong serta membimbing untuk melayani.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menjadi yang terbesar adalah pilihan sebagian besar manusia. Ego sering membuat kita lebih suka dilayani, ketimbang merendahkan diri dan melayani. Pemimpin sesungguhnya adalah pelayaan. Seorang pemimpin yang mengedepankan ego akan disegani karena cendrung bertindak otoriter. Seorang pemimpin berkarakter pelayan dihargai dan diteladani karena keiklasannya untuk melayani. John Florio mengatakan; "Siapa yang tidak melayani, ia tidak boleh memerintah". Hidup yang bermakna adalah hidup yang melayani bukan dilayani. Hari ini Yesus mengatakan; "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu hendaknya ia menjadi yang terakhir dan menjadi pelayan dari semua."Yesus mau menyadarkan para murid dan kita semua bahwa; menjadi yang terdepan, menjadi terbesar, yang terhormat, tidak selamanya ditentukan oleh semakin banyaknya penghormatan yang diterima, tetapi juga oleh kesediaan dan kerelaan untuk memberikan pelayanan bagi sesama. Seseorang dikatakan besar, bukan karena dilayani tetapi terletak pada kerelaan hatinya untuk melayani bertanya kepada para muridnya; apa yang kamu perbincangkan di tengah jalan? Pertanyaan Yesus ini sesungguhnya mau menyadarkan para murid karena Yesus tahu bahwa para murid sibuk, memikirkan siapa yang terbesar, siapa yang paling terhormat, siapa yang harus menjadi orang nomor satu, tanpa peduli dengan Yesus yang sedang berjalan menuntaskan cinta-Nya bagi manusia yakni korban mengatakan; "Anak manusia akan diserahakan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, tetapi tiga hari setelah dibunuh Ia akan bangkit." Kata-kata Yesus sebenarnya mau membuka pkiran para murid banhwa; menjadi yang terbesar tidak dimaksudkan untuk mereka yang pendapatkan posisi penting, kedudukan terhormat tetapi justru sebaliknya untuk menjadi yang terbesar adalah harus rela berkorban demi keselamatan banyak orang. murid harus merelakan dirinya untuk menjadi pelayan banyak orang. Kita sering terkecoh dengan pilihan yang salah. Kita berusaha, untuk menjadi yang terbesar, tetapi kita tidak rela turun turun ke bawah untuk melayani. Kita mengincar posisi penting tetapi lebih mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu, ketimbang kepentingan banyak orang. Surat Yakobus dalam bacaan kedua mengatakan; "dimana ada iri hati dan mementingkan diri, di situ ada kekacauan dan segala perbuatan jahat".Kita sibuk dengan urusan posisi dan kedudukan, kita sibuk dengan urusan duniawi tanpa kita sadari bahwa ternyata Yesus sedang berjalan bersama kita, Yesus sedang berbicara dengan kita melayani seperti anak kecil, yang hanya bisa siap melayani. Kita belajar untuk melayani, meski terkadang kita ditolak. Kata orang bijak, "Kita tersenyum ketika pelayaan kita diterima itu biasa, tetapi kita kita tersenyum saat pelayaan kita tidak di hargai, itu yang luar biasa. Semoga kita mampu menjadi pelayan yang Lihat Sosbud Selengkapnya
Adasaatnya Tuhan izinkan kita berperang, bagaimana kita ma membela pekerjaan Tuhan. Sekuat-kuatnya kita > ingat ada satu titik tertentu kita ada dalam kelemahan. Dalam Kisah Para Rasul 4 Petrus telah penuh dengan Roh Kudus. Melayani Tuhan, mengabarkan injil dengan begitu luar biasa. Relakanlah kehidupan kita untuk dirubah oleh Tuhan sesuai
Bacaan Firman Tuhan Kisah Para Rasul 20 21-31 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. Pesan perpisahan yang disampaikan oleh Rasul Paulus yang akan melanjutkan perjalanan misi penginjilan ke Yerusalem memberikan kita pedoman dan panutan hidup yang layak dan patut kita tiru. Paulus mengungkapkan bagaimana dia sebagai “tawanan Roh” yang menyerahkan segala kehidupannya hanya untuk melayani Tuhan. Paulus bersaksi tentang hidupnya, bagaiamana ketulusan dan kesungguhan hidupnya yang dipanggil sebagai rasul ayat 26-27. Dari sini kita belajar dari rasul Paulus tentang kesungguhannya untuk taat dan melayani Tuhan dalam hidupnya, bahwa dia dapat lepas dari segala beban dan tekanan dalam menjalani kehidupannya karena dia memiliki kesungguhan untuk hidup dalam panggilannya sebagai rasul. Walaupun ada banyak hambatan dan tantangan, namun tidak pernah itu semua menghambat dan menyulitkannya, sebab niat dan pelayanannya dilakukan dengan ketulusan. Paulus dengan pasti dan penuh keyakinan tanpa beban dapat maju melangkah ke depan menjalani hidup. Paulus melihat kebelakang tanpa penyesalan dan juga memandang ke depan tanpa ketakutan. Walaupun Paulus tidak tahu apa yang akan terjadi dalam dirinya di depan, namun dia tidak pernah menghiraukannya, sebab dia tetap pada fokus hidupnya yaitu menyelesaikan tugas yang telah Tuhan Yesus berikan kepadanya. Melalui pengalaman hidup Paulus kita mendapatkan hikmat yang berharga sebagai orang-orang yang terpanggil dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus dalam menjalani kehidupan ini. Bisa banyak hal yang terjadi dalam hidup kita, yang membebani dan menyusahkan kita, namun bagaimana kita mampu untuk mengendalikan hidup dalam setiap situasi. Kita tidak bisa memaksakan kehendak supaya hanya hal-hal baik yang kita terima, namun kita harus belajar untuk menerima setiap kenyataan yang terjadi dan mampu mengendalikan diri dalam situasi apapun. Di saat senang, maka bersenanglah sewajarnya tanpa berlebihan, jangan sampai kesenangan itu menjatuhkan kita pada sikap tinggi hati dan sombong, tetapi takutlah akan Tuhan dengan tahu mengucap syukur bahwa itu adalah pemberian Tuhan. Di saat susah, hadapilah kesusahan dengan sewajarnya, tanpa berlebihan menyikapinya. Jangan sampai kesusahan itu membuat kita jauh dari Tuhan, namun berpenganglah pada pengharapan kepada Tuhan sebagaimana prinsip hidup Paulus “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku” Baik suka maupun duka dapat terjadi dan silih berganti dalam hidup kita, yang terkadang tidak dapat prediksi apa yang akan terjadi ke depan, sebagaiaman tertulis di Pengkhotbah 3 1, 11 “untuk segala sesuatu ada masanya.... tetapi Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya”. Sekalipun itu kesusahan dapat menjadi kebaikan bagi kita ketika kita dapat menempatkan diri dengan baik bahwa kita hidup bukan bergantung pada dunia ini tetapi bergantung pada Tuhan yang telah memanggil dan menjadikan kita anak-anakNya. Segala sesuatu bisa terjadi dalam hidup kita, namun itu semua tidak pernah menjadi beban yang memberatkan kita menjalani hidup, sebab kita memiliki prinsip hidup yaitu hidup untuk melayani Tuhan. Kita dapat menjalani semua yang terjadi dalam hidup tanpa beban sebab yang kita perbuat semata-mata hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Kita tahu dan yakin bahwa Tuhanlah yang akan meluruskan jalan bagi kita asal kita memegang prinsip iman sebagaimana yang dikatakan Tuhan Yesus “Marilah kepadaKu semua yang letih dan lesu dan berbeban berat.....pikullah kuk yang kupasang....dan jiwamu akan mendapat ketenangan” Matius 1128-30
Kitadipanggil untuk melayani semua orang, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, orang yang ramah maupun yang tidak terlalu ramah. Kapan terakhir kali Anda "membasuh kaki" seseorang seperti Yudas? —Dave Branon Lalu ia mulai ke gereja, tetapi khotbah-khotbah di gereja tak menjawab pertanyaannya. Apa yang ia lihat dari
Bacaan Alkitab II Timotius 41-8 Sebuah syair lagu yang tidak asing lagi untuk kita Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia – siakan apa yang Tuhan b’ri. Hidup ini harus jadi berkat. Artinya bahwa hidup kita semua adalah hidup dalam panggilan Allah. Bukan soal berapa lama kita hidup, tapi bagaimana selama hidup, kita memberi arti dan menjadi berkat. Bukan soal apa jabatan kita tapi seberapa kesungguhan dan kesetiaan kita untuk melakukan yang terbaik melalui jabatan kita. Bukan supaya kita beroleh pujian tapi supaya Kristuslah yang dipuji dan dimuliakan. Jadi Hidup bukan sekedar mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban tetapi hidup adalah untuk memenuhi panggilan pelayanan kita. Jemaat yang dikasihi Tuhan… Bacaan kita hari ini dlm II Timotius 41-8 adalah pengajaran Rasul Paulus kepada Timotius untuk tetap setia dan sungguh – sungguh melayani Tuhan. Paulus menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya. Paulus menekankan beberapa hal bagi Timotius tetapi juga bagi kita semua. 1. Bahwa Kristus Yesus yang akan menjadi hakim Oleh karena itu Pelayanan kita dikerjakan dengan setia bukan untuk menyenangkan manusia tetapi untuk menyenangkan Tuhan 2. Panggilan kita adalah senantiasa memberitakan Firman lewat perilaku hidup sehingga menjadi surat Kristus yang terbuka 3. Panggilan kita adalah untuk Kuasailah diri dalam segala hal Menguasai diri berarti sadar dalam segala hal, sabar menderita, tunaikan tugas pelayanan. 4. Panggilan kita adalah Kesiapan untuk berkorban Banyak yang harus korbankan. Kadangkala bukan darah yang tertumpah tapi harga diri, sifat-sifat kedagingan kita yang harus kita tanggalkan. Tanpa pengorbanan tiada kemuliaan. 5. Panggilan kita adalah untuk bertahan sampai akhir 7-8. Paulus mengakhiri pertandingan dengan baik. Paulus menneladani Kristus yang menjalankan Misi sampai tuntas. Paulus memelihara iman hingga mencapai garis akhir. Paulus tidak pernah berhenti karena tantangan karena pemenjaraan bahkan karena maut sekalipun. Karena itulah Paulus berpesan dengan “sungguh-sungguh” pada Timotius dan bagi kita semua. Kata sungguh2 yang dipakai di sini mengandung arti pesan yang sungguh-sungguh, kesaksian yang sepenuh hati, perintah yang ditegaskan, dorongan yang sangat kuat. Paulus memang sangat mendesak Timotius soal kesungguhan ini karena memang situasi pada saat itu sungguh kritis. Pertama, karena makin berkembangnya ajaran-ajaran palsu situasi dunia yang bisa mengendorkan kesungguhan bagi Tuhan. 3-4. Kedua, karena Paulus soal waktu. Paulus sadar waktu hidupnya tidak lama lagi. Tidak ada yang abadi dalam hidup. Hanya Tuhan yang abadi. Hidup Paulus ada batasnya dan kerja Paulus ada akhirnya. Karena itu waktu tidak boleh disia- siakan agar dapat menyelesaikan pertandingan dengan baik. Jemaat Tuhan, Hari ini di tengah-tengah jemaat, akan kita saksikan 1. Pelantikan Koordinator Majelis Kelompok Getsemani dan Sekretaris Urusan Pekabaran Injil juga serah terima Jabatan Ketua Majelis Jemaat. Bagi yang dilantik dan kita semua Tidak ada pelayanan yang kecil bagi Tuhan; semuanya itu penting 2. Serah Terima Jabatan Ketua Majelis Jemaat. Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Tapi tiap-tiap orang dan di sepanjang masa tetap belajar sungguh-sungguh dalam pertandingan ini hingga mencapai garis akhir. Arah kita bukan pada orang, tetapi pada Kristus yang memimpin setiap pekerja memenuhi panggilanNya. Arah kita juga bukan pada masa karena setiap masa pasti berbeda. 10 tahun yang terlewati akan bebrbeda dengan 20 tahun akan datang. Sesungguhnya arah kita adalah pada Kristus sang penguasa masa. 3. Dalam Minggu ini pada hari Jumat nanti kita akan merayakan HUT ke - 62 GKI Di Tanah Papua. Mari kita menjadi warga Gereja yang sungguh-sungguh memelihara iman. Pelihara imanmu dalam pergaulanmu, Pelihara imanmu dlm pekerjaanmu, jaga imanmu di dalam keluargamu. Berdirilah pada nilai-nilai imanmu. 4. Bagi kita yang melayani sebagai pemimpin, mari kita bangun kesadaran yang sungguh untuk memenuhi panggilan pelayanan dengan setia. Setia dalam pemberitaan firman dan setia dalam pelayanan yang telah Tuhan percayakan. Dengan demikian, kita dapat mengarahkan jemaat di dalam kebenaran Tuhan sehingga mereka tidak mudah terseret dalam kesesatan. 5. Bagi kita semua, marilah kita mencintai firman Tuhan dengan lebih sungguh lagi. Pelajari dengan lebih rajin dan tekun sehingga kita dapat membedakan ajaran yang benar dan palsu, serta dapat melayani Tuhan di dalam kehendak-Nya. Melayani bukan untuk mencari berkat tetapi untuk menjadi berkat. Melayani bukan supaya dilihat orang tetapi supaya orang melihat Kristus. Melayani bukan sebuah kewajiban tapi panggilan. Layanilah Tuhan selagi masih ada waktu. Penuhilah panggilan pelayananMu. Tuhan memberkati! _WarOpen, 0702'19_ALASANPERTAMA kita dipanggil untuk melayani ialah karena kita diciptakan agar dapat mengatur hidup kita untuk kemuliaan Tuhan, "Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku" ( Yesaya 43:6,7 ).Panggilan untuk melayani Tuhan ~ Landasan firman Tuhan untuk tema panggilan untuk melayani Tuhan diambil dari Yesaya 61-8; Roma 117. Nabi Yesaya dalam pimpinan, tuntunan, arahan, bimbingan dan ilham Roh Kudus, menulis "Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku "Ini aku, utuslah aku!" Yesaya 68 Ayat tsb diatas banyak dipakai untuk mendorong agar jemaat ikut melayani Tuhan atau mengambil keputusan untuk menjadi hamba Tuhan full time. Tetapi tahukah kita bahwa ada banyak hal yang harus kita perhitungkan dan persiapkan, sebelum kita melayankan panggilan yang amat mulia itu? Sebab jikalau tidak maka panggilan tsb tidak direspon dengan baik atau orang yang merespon tidak memiliki kualitas iman dan kecakapan yang baik bandingkan dgn kualitas penggembalaan yang di standartkan oleh Allah dalam Mazmur 7872. Ternyata tulus saja tidak cukup, harus cakap! Mau dan mampu itu harus berjalan seiring dan beriring bersama. Pelayanan itu bukan sebuah pilihan pekerjaan ataupun penambahan aktifitas. Pelayanan lebih dari itu. Pelayanan itu panggilan Tuhan untuk pertama tama mendewasakan iman kita yang dapat menuntun orang lain kepada iman. Jadi pelayanan itu lahir dari iman dan memimpin kepada iman. Rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat Roma mengatakan "Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis "Orang benar akan hidup oleh iman." Roma 117. Pertanyaannya sekarang iman yang bagaimana? Ada 4 tahapan iman yang harus kita mengerti agar pelayanan kita benar benar bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Satu Gratia Iman yang menyadari dan mengakui bahwa semua yang saya terima ini termasuk dan terkhusus keselamatan adalah oleh karena kasih karunia atau anugerah Allah. Dua Noticia Oleh karena merasakan begitu besar anugerah Tuhan, maka saya tidak mau hidup biasa biasa saja. Saya mau belajar lebih dalam lagi tentang anugerah Allah dan iman. Saya menempatkan iman saya pada sesuatu, atau lebih tepatnya, seseorang. Untuk percaya, saya harus tahu sesuatu tentang seseorang itu, yang adalah Tuhan Yesus Kristus. Tiga Assensia Saya sampai pada kesepakatan atau pengakuan iman bahwa isi dari iman saya adalah benar. Iman yang berdasarkan pada Firman yang benar. Empat Experencia Pada tahap ini, saya benar-benar mengalami Tuhan dan Firman. Saya melihat kebenaran konvensi iman dan Firman itu nyata dalam hidup saya, sehingga saya punya dorongan yang sangat kuat panggilan untuk mewartakan kebenaran iman. Sebab orang benar akan hidup oleh iman. Nah...jika panggilan pelayanan dan kelas pemuridan dikerjakan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mendapatkan orang-orang yang betul-betul dipersiapkan menjadi pelayan Tuhan yang berkualitas. Baik untuk pelayanan di dalam Gereja maupun pelayanan di luar Gereja. Gereja menjadi partner TUHAN untuk memanggil dan melatih baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Efesus 411-12. Wow... itulah pekerjaan kita yang sesungguhnya yang bertolak dari iman dan yang memimpin kepada iman.
Yohanes12:25-26 menjelaskan bahwa melayani Tuhan dihubungkan dengan tidak mencintai nyawanya. Maksudnya supaya kita jangan menyayangkan nyawa jika hendak melayani Tuhan. Melayani Tuhan berarti pelayan-Nya harus selalu mengikut di mana Tuhan berada.